Ya nantikanlah menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. (Luk. 18:1) Sebab, “Ia membuat segala sesuatu indah pada waictunya,” (Pkh 3:11). Amin. Doa: Ya Yesus Kristus Tuhan dan Juruselamat kami. Terima kasih atas firman-Mu mengingatkan kami untuk hidup setia dan taat pada rambu-rambu jalan firman-Mu. DENGANRAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat a. b. termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, Peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (4) Penerima kuasa, dalarn keadaan tertentu dapat memberi kuasa substitusi hanya untuk 1 (satu) kali keperluan agenda persidangan. Itulahhari jadinya Gereja. • Makna turunnya Roh Kudus dalam tubuh Kristus. Kis 1 : 4 - 5. “Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang—demikian kata-Nya—"telah kamu dengar dari pada-Ku. Merekalebih mengandalkan manusia dari pada mengandalkan Tuhan. Ada beberapa pokok penting yang perlu untuk digali dalam bacaan kita saat ini, yakni: 1. Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia. Bagian pertama ini begitu tegas dan jelas. Bahwa tiap orang yang mengandalkan manusia akan dikutuki Allah. Kalauada kuasa yang sanggup melakukan apa yang Tuhan Yesus buat, maka mungkin hari itu saya tidak pernah selamat. dokter berkata harus di infus tetapi terbatas karena keadaannya semakin buruk. Senin saya kembali ke Surabaya, dokter katakan trombosit suami saya sudah sangat rendah maka kita harus mengambil tindakan untuk melakuakn tranfusi Sesungguhnya setiap agama yang ada dan berkembang dimuka bumi ini, bertitik tolak kepada kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Pengetahuan dan tidak terbatas. Ia yang bersembunyi di dalam rongga hati dan Ia yang sangat jauh di angkasa. Ia yang terpenuhi segala keinginannya dalam kesatuan dengan Brahman, Ia yang Maha Mengtahui” semuapekerjaan Iblis, Setan, roh-roh Jahat yang mau mengganggu kami. pada malam ini, biarlah kami usir dan kami patahkan kuasa mereka. di dalam nama : TUHAN YESUS KRISTUS! Darah-Mu mengalahkan mereka! Berkatilah tetangga kami, teman-teman kami, semua orang di dunia ini, berkatilah kota kami, negara kami tercinta YangMutlak Baik itu disebut juga dengan Tuhan. Dengan teori ini, membuktikan bahwa alam beserta isinya bersumber dari Yang Mutlak Baik, atau yang disebut dengan Tuhan. Argumen ontologi kedua dicetuskan oleh St. Agustinus ( 354 – 450 SM ). Menurut Agustinus, manusia dengan pengalamannya bahwa dalam alam ini ada kebenaran. . Ilustrasi kata-kata tentang laut. sumber VimareKata-kata tentang laut yang menyiratkan kekaguman pada kuasa Tuhan. Adapun kata-kata tersebut bisa dipakai sebagai caption konten Instagram yang berhubungan dengan gambar maupun video laut. Unggahan akan lebih bermakna jika diberi pemanis berupa kalimat yang menyanjung keindahan ciptaan-Nya yang luar biasa karena di dalam laut tersimpan jutaan spesies karya Tuhan Sang Maha tentang LautIlustrasi kata-kata tentang laut. sumber StudiosDikutip dari situs terdapat kata-kata tentang laut yang menyiratkan bahwa ciptaan Tuhan yang satu ini punya pesona dan energi yang luar biasa untuk menenangkan jiwa."Kuasa Tuhan sangat luar biasa, laut mengajarkanku arti kepergian. Ombak silih berganti datang dan pergi bagaikan manusia yang dikirimkan dalam hidupku hanya untuk belajar mengenai arti hidup, bukan menemaniku sampai mati." Imananda Arifanny"Ciumlah bau laut dan rasakan langit. Biarkan jiwa dan semangat Anda terbang." - Van Morrison"Bawalah aku ke lautan. Biarkan aku mengarungi lautan lepas. Untuk menghirup udara yang hangat dan asin dan memimpikan hal-hal yang akan terjadi." - Erica Billups"Aku cukup yakin batu kelahiranku adalah kerang laut.""Hanya laut yang bisa membawa suara ketenangan sekaligus lembutnya angin dunia secara bersamaan, sama seperti Penciptanya yang membawa masalah sekaligus solusi dalam waktu yang berdekatan.""Suara dan aroma laut membersihkan jiwaku.""Kita semua mendiami pulau-pulau di lautan yang sama." - Anne Morrow Lindbergh"Aku menginginkan kebebasan, udara terbuka dan petualangan dan aku menemukannya di laut." - Alain Gerbeault"Kami bermimpi dengan warna-warna yang dipinjam dari laut.""Laut! Laut! Laut terbuka! Biru, segar, dan selalu bebas!" - Bryan W. Procter"Laut adalah padang pasir ombak, padang gurun air." - Langston Hughes"Kamu tidak akan pernah bisa menyeberangi lautan sampai kamu memiliki keberanian untuk melupakan pantai." - Christopher Columbus"Menarilah bersama ombak, bergeraklah bersama laut. Biarkan irama air membebaskan jiwamu." - Christy Ann Martine"Aku percaya bahwa laut dapat menyembuhkan semua suasana hati yang buruk. Aku percaya ombak dapat menghapus kekhawatiran. Aku percaya bahwa kerang membawa keberuntungan. Aku percaya bahwa jari-jari kaki di pasir dapat mengokohkan jiwaku.""Laut, sekali ia mengeluarkan mantranya, akan menahan seseorang di dalam jaring keajaibannya selamanya." - Jacques Yves Cousteau"Pantai bukan hanya hamparan pasir, tetapi juga cangkang makhluk laut, kaca laut, rumput laut, dan benda-benda aneh yang terdampar di lautan." - Henry Grunwald"Nasihat dari Samudra Jadilah pantai bagi dirimu sendiri. Keluarlah dari cangkangmu. Luangkan waktu untuk pantai. Hindari tekanan dermaga. Keindahan kehidupan laut. Jangan terlalu tenggelam dalam pekerjaan sehingga kamu melewatkan ombak kehidupan yang indah."Demikianlah kata-kata tentang laut yang mengungkapkan betapa indahnya lautan karya sang Pencipta yang Maha Agung. IMA Brother dan sister serta teman- teman yang terkasih, sungguh merupakan hari yang istimewa bagi kita untuk menyaksikan pengumuman tentang lima bait suci baru oleh Nabi terkasih kita. Sungguh merupakan hari yang indah bagi kita semua. Menjelang akhir Perang Dunia II, ayah saya mengikuti wajib militer Jerman dan dikirim ke tapal batas sebelah barat, meninggalkan ibu saya sendirian untuk mengurus keluarga kami. Meskipun saya baru berusia tiga tahun, saya masih ingat masa ketakutan dan kelaparan ini. Kami tinggal di Cekoslovakia, dan dengan setiap hari yang berlalu, perang semakin mendekat dan bahaya semakin besar. Akhirnya, di musim dingin tahun 1944, ibu saya memutuskan untuk lari ke Jerman, tempat tinggal orang tuanya. Dia memakaikan kepada kami baju hangat dan entah bagaimana berhasil menaikkan kami ke salah satu kereta api pengungsi terakhir menuju barat. Melakukan perjalanan pada masa itu berbahaya. Ke mana kami pergi, suara ledakan, wajah yang gelisah, dan kelaparan yang senantiasa ada mengingatkan kami bahwa kami berada di zona perang. Selama perjalanan, kereta api berhenti secara berkala untuk mendapatkan perlengkapan. Suatu malam pada salah satu perhentian, ibu saya tergesa-gesa keluar dari kereta api untuk mencari makanan bagi keempat anaknya. Ketika dia kembali, betapa terkejutnya dia, kereta dan anak-anaknya telah lenyap! Dia terbebani dengan rasa khawatir; doa putus asa mengisi hatinya. Dia dengan panik mencari-cari di stasiun yang besar dan gelap itu, bergegas menyeberangi sejumlah rel berharap-harap cemas bahwa keretanya belum berangkat. Mungkin saya tidak akan pernah tahu segala yang berkecamuk dalam hati dan benak ibu saya pada malam yang kelam itu sewaktu dia mencari anak-anaknya yang hilang di seluruh stasiun kereta yang suram itu. Bahwa dia ketakutan, saya tidak ragu. Saya yakin terpikir olehnya bahwa jika dia tidak menemukan kereta ini, dia mungkin tidak akan pernah bertemu anak-anaknya lagi. Saya tahu pasti imannya mengalahkan rasa takutnya, dan harapannya mengalahkan keputusasaannya. Dia bukanlah wanita yang akan duduk dan meratapi tragedi. Dia bergerak. Dia mewujudkan iman dan harapannya dalam tindakan. Dan demikianlah, dia lari dari rel ke rel dan dari kereta ke kereta sampai dia akhirnya menemukan kereta kami. Itu dipindahkan ke bagian agak terpencil dari stasiun. Di sana, akhirnya, dia menemukan anak-anaknya lagi. Saya sering memikirkan malam itu dan apa yang mestinya diderita ibu saya. Jika saya dapat mundur dalam waktu dan duduk di sisinya, saya ingin menanyakannya bagaimana dia berhasil untuk melanjutkan dalam menghadapi rasa takutnya. Saya akan bertanya tentang iman dan harapan dan bagaimana dia mengatasi keputusasaan. Sementara itu tidak mungkin, mungkin hari ini saya dapat duduk di sisi Anda dan di sisi siapa pun yang mungkin merasa putus asa, khawatir, atau kesepian. Hari ini, saya ingin berbicara dengan Anda mengenai kuasa harapan yang tak terbatas. Pentingnya Harapan Harapan adalah satu kaki dari kursi berkaki-tiga bersama dengan iman dan kasih amal. Ketiganya menstabilkan hidup kita terlepas dari permukaan yang kasar atau tidak mulus yang dapat kita hadapi sewaktu-waktu. Tulisan suci jelas dan pasti mengenai pentingnya harapan. Rasul Paulus mengajarkan bahwa tulisan suci dituliskan dengan tujuan agar kita “teguh berpegang pada pengharapan.”1 Harapan memiliki kuasa untuk mengisi hidup kita dengan Ketiadaannya, ketika hasrat hati kita ini tertunda—dapat “menyedihkan hati.”3 Harapan adalah karunia Itu adalah harapan bahwa melalui Kurban Tebusan Yesus Kristus dan kuasa Kebangkitan-Nya, kita akan dibangkitkan pada kehidupan kekal, dan ini karena iman kita kepada Jenis harapan ini merupakan asas yang dijanjikan dan juga perintah,6 dan, seperti semua perintah—kita memiliki tanggung jawab untuk menjadikannya bagian aktif dari hidup kita dan mengatasi godaan untuk kehilangan harapan. Harapan pada rencana kebahagiaan Bapa Surgawi yang penuh belas kasih menuntun pada kedamaian,7 belas kasih,8 sukacita,9 dan Harapan keselamatan merupakan helm keselamatan kita;11 itu adalah dasar dari iman kita,12 dan sauh dari jiwa Moroni, dalam kesendiriannya—bahkan setelah menyaksikan kehancuran total dari bangsanya—percaya pada harapan. Di akhir masa bangsa Nefi, Moroni menulis bahwa, tanpa harapan kita tidak dapat menerima warisan dalam kerajaan Tetapi Mengapa Ada Keputusasaan? Tulisan suci mengatakan bahwa harus ada “pertentangan dalam segala hal.”15Demikian halnya dengan iman, harapan, dan kasih amal. Keraguan, keputusasaan, dan kegagalan untuk memelihara sesama kita menuntun kita pada godaan, yang dapat menyebabkan kita mengurbankan pilihan dan berkat berharga. Musuh menggunakan keputusasaan untuk mengikat hati dan pikiran dalam kegelapan yang menyesakkan. Keputusasaan menguras dari kita segala yang bersemangat dan penuh sukacita serta meninggalkan sisa yang hampa dari apa yang dimaksud dari kehidupan. Keputusasaan membunuh ambisi, mengedepankan penyakit, mencemari jiwa, dan mematikan hati. Keputusasaan dapat terasa bagai suatu tangga yang menuntun hanya dan selamanya ke bawah. Harapan, di sisi lain, adalah bagai cahaya matahari yang terbit di atas dan melampaui cakrawala keadaan kita saat ini. Itu menusuk kegelapan dengan fajar yang cemerlang. Itu mendorong dan mengilhami kita untuk menempatkan kepercayaan kita dalam pemeliharaan penuh kasih Bapa Surgawi kekal yang telah mempersiapkan jalan bagi mereka yang mencari kebenaran kekal dalam dunia kerelatifan, kebingungan, dan ketakutan. Lalu, Apakah Harapan? Kerumitan bahasa menawarkan beberapa variasi dan intensitas dari kata harapan. Misalnya, bayi yang baru berjalan mungkin mengharapkan telepon mainan; remaja mungkin mengharapkan telepon dari teman khusus; dan orang dewasa mungkin sekadar berharap telepon akan berhenti berdering. Saya ingin berbicara hari ini tentang harapan yang melampaui apa yang kurang penting dan berpusat pada Pengharapan Israel,16 harapan akbar umat manusia, bahkan Penebus kita, Yesus Kristus. Harapan bukanlah pengetahuan,17 melainkan, kepercayaan abadi bahwa Tuhan akan menggenapi janji-janji-Nya kepada kita. itu keyakinan bahwa jika kita hidup sesuai dengan hukum-hukum Allah dan perkataan dari para nabi-Nya sekarang, kita akan menerima berkat yang diharapkan di masa Itu adalah percaya dan mengharapkan bahwa doa-doa kita akan dijawab. Itu dinyatakan dalam keyakinan, optimisme, sikap antusias, dan ketahanan yang sabar. Dalam bahasa Injil, harapan ini pasti, tak bergeming, dan aktif. Para nabi zaman dahulu berbicara tentang “harapan yang teguh”19 dan “hidup yang penuh pengharapan.”20 Itu adalah harapan memuliakan Allah melalui pekerjaan kebaikan. Dengan harapan datanglah sukacita dan Dengan harapan, kita dapat “mempunyai kesabaran dan menanggung … kesengsaraan [kita].”22 Hal-Hal yang Kita Harapkan dan yang Padanya Kita Berharap Apa yang kita harapkan sering merupakan peristiwa masa depan. Jika saja kita dapat melihat melampaui cakrawala kefanaan ke dalam apa yang menanti kita melampaui kehidupan ini. Apakah mungkin membayangkan masa depan yang lebih mulia daripada yang disiapkan bagi kita oleh Bapa Surgawi kita? Karena Kurban Tebusan Yesus Kristus kita tidak perlu takut, karena kita akan hidup selamanya, tidak pernah merasakan kematian Karena Kurban Tebusan-Nya yang tak terbatas, kita dapat dibersihkan dari dosa dan berdiri murni dan kudus di hadapan meja Juruselamat adalah Perancang Keselamatan Dan keberadaan macam apa yang dapat kita harapkan? Mereka yang datang kepada Kristus, bertobat dari dosa mereka, dan hidup dalam iman akan tinggal selamanya dalam damai. Pikirkan nilai dari karunia kekal ini. Dikelilingi oleh mereka yang kita kasihi, kita akan tahu arti sukacita mutlak sewaktu kita maju dalam pengetahuan dan dalam kebahagiaan. Tidak masalah betapa suramnya bagian kehidupan kita tampaknya dewasa ini, karena kehidupan dan pengurbanan Yesus Kristus, kita boleh berharap dan diyakinkan bahwa akhir kitab kehidupan kita akan melampaui pengharapan kita yang terbesar sekali pun. “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”26 Yang padanya kita berharap mendukung kita selama perjalanan harian kita. Itu menyokong kita melalui ujian, godaan, dan duka. Setiap orang telah mengalami keputusasaan dan kesulitan. Bahkan, ada saat-saat ketika kegelapan tampaknya tak tertanggungkan. Pada saat inilah asas-asas ilahi Injil yang dipulihkan yang padanya kita berharap dapat mendukung kita dan membawa kita sampai, sekali lagi, kita berjalan dalam terang. Kita berharap kepada Yesus sang Kristus, pada kebaikan Allah, pada pernyataan Roh Kudus, pada pengetahuan bahwa doa didengar dan dijawab. Karena Allah telah setia dan menepati janji-janji-Nya di masa lampau, kita dapat berharap Allah dengan keyakinan bahwa Allah akan menepati janji-janji-Nya kepada kita di masa kini dan masa depan. Di saat sulit, kita dapat berpegang teguh bahwa segalanya akan “berlangsung bagi kebaikan [kita]”27 sewaktu kita mengikuti nasihat para nabi Allah. Jenis harapan seperti ini kepada Allah, kebaikan-Nya, dan kuasa-Nya menyegarkan kita dengan keberanian selama tantangan sulit dan memberi kekuatan bagi mereka yang merasa terancam oleh dinding ketakutan, keraguan, dan keputusasaan yang menyesakkan. Harapan Menuntun pada Pekerjaan Kebaikan Kita belajar memupuk harapan dengan cara yang sama kita belajar berjalan, langkah demi langkah. Sewaktu kita mempelajari tulisan suci, berbicara dengan Bapa Surgawi kita setiap hari, bertekad untuk mematuhi perintah-perintah Allah, seperti Kata-Kata Bijaksana, dan membayar persepuluhan yang penuh, kita memperoleh Kita tumbuh dalam kemampuan kita untuk “oleh kekuatan Roh Kudus, berlimpah-limpah dalam pengharapan”29 sewaktu kita “lebih sepenuhnya” menghidupi Injil. Mungkin ada saat ketika kita harus membuat keputusan yang berani untuk berharap bahkan ketika segalanya di sekitar kita bertentangan dengan harapan ini. Seperti Bapa Abraham, kita akan “sekalipun tidak ada dasar untuk berharap … berharap juga.”30 Atau, sebagaimana dinyatakan seorang penulis, “Di tengah musim dingin, [kita menemukan] dalam diri [kita], musim panas yang tak terkalahkan.”31 Iman, harapan, dan kasih amal saling melengkapi dan, sewaktu yang satu bertambah, yang lain pun tumbuh. Harapan datang dari iman32 karena, tanpa iman, tidak ada Demikian pula, iman datang karena harapan, karena iman adalah “dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan.”34 Harapan amat penting baik bagi iman maupun kasih amal. Ketika ketidakpatuhan, kekecewaan, dan penundaan mengikis iman, ada harapan untuk menopang iman kita. Ketika frustrasi dan ketidaksabaran menantang kasih amal, harapan merangkul ketetapan hati kita dan mendorong kita untuk peduli akan sesama kita meskipun tanpa pamrih. Semakin cemerlang harapan kita, semakin besarlah iman kita. Semakin kuat harapan kita, semakin murnilah kasih amal kita. Apa yang kita harapkan menuntun kita pada iman sementara apa yang padanya kita berharap, menuntun kita pada kasih amal. Tiga sifat—iman, harapan dan kasih amal35— bekerja bersama, berdasarkan kebenaran dan terang dari Injil Yesus Kristus yang dipulihkan, menuntun kita untuk berlimpah dalam pekerjaan Harapan dari Pengalaman Pribadi Setiap kali harapan tergenapi, itu meningkatkan keyakinan dan menuntun pada harapan yang lebih besar. Saya dapat memikirkan banyak peristiwa dalam hidup saya saat saya belajar sendiri kekuatan dari pengharapan. Saya ingat benar hari di masa kanak-kanak saya yang dipenuhi dengan kengerian dan keputusasaan perang dunia, kurangnya peluang pendidikan, masalah kesehatan yang mengancam jiwa selama masa muda, serta pengalaman ekonomi yang menantang dan mengecilkan hati sebagai pengungsi. Teladan ibu kami, bahkan di saat tersulit, untuk terus maju serta mewujudkan iman dan harapan dalam tindakan, tidak hanya khawatir atau berkhayal menopang saya dan keluarga kami serta memberi keyakinan bahwa keadaan saat ini akan digantikan oleh berkat-berkat masa depan. Saya tahu dari pengalaman-pengalaman ini bahwa Injil Yesus Kristus dan keanggotaan kami dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhirlah yang menguatkan iman, menawarkan harapan yang cemerlang, serta menuntun kita pada kasih amal. Harapan menopang kita melalui keputusasaan. Harapan mengajarkan bahwa ada alasan untuk bersukacita bahkan ketika segalanya tampak gelap di sekitar kita. Bersama Yeremia saya memaklumkan, “Diberkatilah orang … yang menaruh harapannya pada Tuhan.”37 Bersama Yoel saya bersaksi bahwa “Tuhan adalah tempat perlindungan bagi umat-Nya, dan benteng bagi orang Israel.”38 Bersama Nefi saya menyatakan “Maju terus dengan suatu ketabahan dalam Kristus, dengan harapan yang gilang gemilang dan kasih kepada Allah dan segenap manusia. Oleh karena itu, jika kamu maju terus, mengenyangkan diri dengan firman Kristus dan bertahan sampai akhir, lihatlah, demikian firman Bapa, kamu akan memperoleh hidup yang kekal.”39 Inilah sifat harapan yang harus kita hargai dan kembangkan. Pengharapan dewasa yang seperti itu datang di dalam dan melalui Juruselamat kita Yesus Kristus karena “setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti [Juruselamat] yang adalah suci.”40 Tuhan telah memberi kita pesan pengharapan yang meyakinkan “Jangan takut, domba-domba kecil.”41 Allah akan menanti dengan “lengan terbuka untuk menyambut”42 mereka yang melepaskan dosa-dosa mereka dan melanjutkan dalam iman, harapan, dan kasih amal. Dan kepada semua yang menderita—kepada semua yang merasa putus asa, khawatir, atau kesepian—saya berkata dengan kasih dan perhatian yang dalam bagi Anda, jangan pernah mengalah. Jangan pernah menyerah. Jangan biarkan keputusasaan mengalahkan roh Anda. Rangkullah dan bersandarlah kepada Pengharapan Israel, karena kasih Putra Allah menembus segala kegelapan, melunakkan segala duka, dan menceriakan setiap hati. Tentang ini saya bersaksi dan meninggalkan bagi Anda berkat saya dalam nama Yesus Kristus, amin. Ayat Bacaan Keluaran 61-29 dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, Efesus 119 Salah satu peristiwa dalam Firman Tuhan yaitu terbelahnya laut menjadi dua. Kenyataan ini merupakan hal yang luar biasa, sebab tidak seorangpun yang berkuasa mengubah laut menjadi daratan Namun karena kuasa Tuhan, maka semuanya bisa terjadi, karena Dia yang kita sembah adalah Tuhan yang memiliki kuasa yang tidak terbatas oleh apapun juga, sehingga kita tidak perlu takut. Begitu pula saat menjalani hidup ini masalah atau tantangan yang terjadi, seringkali membuat kita merasa berputus asa dan merasa kemampuan kita terbatas dalam menghadapi semuanya. Sehingga kita tidak mampu untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Akan tetapi disaat kita berputus asa menghadapi masalah yang terjadi, ingatlah Tuhan memiliki kuasa yang jauh lebih besar dari semuanya, karena kuasaNya tidak terbatas. Kuasa Tuhan sangat dahsyat, bahkan lebih besar dari apapun juga. Tuhan mampu melakukan di luar jangkauan pikiran kita. Apa yang terlihat sulit bagi kita Tuhan sanggup untuk menyelesaikanNya. Oleh karenanya kita patut untuk mengandalkan Dia saja, sebab bersamaNya kita akan sanggup melakukan perkara yang besar Selain itu, percayalah bahwa kuasa Tuhan tidak pernah berubah hari ini ,besok maupun selama lamanya karena hanya Yesus yang patut diandalkan senantiasa Ibrani 138 ketika dahulu Yesus pernah menolong, maka percayalah saat ini pun juga Ia dapat menolong kita. Jangan pernah meragukan akan pertolongan Tuhan Untuk dapat menikmati kuasa Tuhan hal yang pertama yaitu percaya dan jangan pernah bimbang sebab mereka yang bimbang akan sulit untuk melihat serta menikmati mujizat Tuhan Yakobus 17 jadi seberat apapun persoalan yang terjadi jangan cepat menyerah, kita harus memiliki keyakinan dan percaya penuh kepada kuasaNya. segala yang kita perlukan, dibutuhkan iman dan keyakinan yang kuat, agar dapat melihat kemuliaan yang dinyatakan. Apapun yang kita alami saat ini mungkin itu permasalahan, ataupun sakit penyakit, jangan menjadi gentar dan kecewa, juga jangan mudah menyerah, tetaplah maju karena kita memiliki Tuhan yang kuasaNya tidak terbatas dan sanggup melakukan segala perkara dan Ia pun akan memberikan pertolonganNya bagi kita umatNya. Percaya saja dan melakukan bagian kita, sebab bersama Dia hidup kita akan mengalami kemenangan demi kemenangan. Maka itu percayalah bahwa kuasa Tuhan tidak pernah berubah hari ini ,besok maupun selama-lamanya This post is also available in English Joice Hadisiswoyo, seorang istri yang aktivitasnya sebagian besar adalah menjadi ibu rumah tangga. Penulis renungan harian di ini menulis artikel atau renungan dengan tujuan ingin mengembangkan karunia yang Tuhan berikan kepadanya. Ia berharap banyak orang diberkati melalui setiap artikel yang ditulisnya. View all posts by Joice Hadisiswoyo Posted on Jumat, 18 September, 2015 by saatteduh Baca 2 Raja-Raja 1813-37 Dalam sejarah dunia muncul pemimpin-pemimpin yang sangat berkuasa, sehingga mereka mampu mengendalikan “seluruh dunia”. Contohnya, Alexander Agung, Julius Caesar, dan lain-lain. Mereka tidak berkuasa untuk selama-lamanya. Mereka hanya mampu memimpin dan berkuasa untuk sementara waktu. Tidak sedikit pemimpin harus mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis. Raja Asyur merasa dirinya sangat berkuasa, sehingga melakukan segala sesuatu seperti yang diinginkannya. Dengan kesombongannya, dia merendahkan semua orang. TUHAN sepertinya membiarkan raja Asyur terus menunjukkan kesombongannya. Kesombongan raja Asyur terlihat dari kalimat-kalimat yang diucapkannya 17-24. Memang TUHAN berkali-kali memakai bangsa kafir, termasuk Asyur, untuk menghukum umat-Nya. Tetapi pernyataan raja Asyur jelas menunjukkan kesombongannya seolah-olah TUHAN pun berpihak kepadanya 25. Lalu Raja Asyur dengan sengaja berbicara dalam bahasa Yehuda Ibrani agar semua rakyat jelata yang tidak menguasai bahasa Aram pada masa itu mendengar dan merasa ketakutan dan kehilangan kepercayaan diri terhadap Hizkia 28-35. Dia juga mengancam akan mendatangkan kelaparan atas mereka dengan pernyataan “makan tahi dan minum air kencing” 27. Hal yang paling menyinggung adalah hinaannya terhadap TUHAN yang disamakan dengan allah bangsa-bangsa lain yang dapat ditaklukkannya 32b-35. Sejak awal, TUHAN dapat menghancurkan raja Asyur dan bangsanya, akan tetapi TUHAN ingin menunjukkan kesetiaan-Nya kepada Hizkia dan umat-Nya. TUHAN selalu memberikan kesempatan kepada orang-orang untuk bertobat. Namun, kesempatan itu justru digunakan untuk menyombongkan diri. Kekuasaan TUHAN itu tidak terbatas, sementara kekuasaan manusia sifatnya sesaat. Karena itu, janganlah takut terhadap orang-orang yang berkuasa di dunia ini. Belajar memercayai TUHAN dan tidak mengandalkan manusia dalam situasi yang paling sulit sekali pun. TT – Santapan Harian Scripture Union Indonesia. – Beri peringkat Filed under Renungan Harian Pertanyaan Jawaban Kuasa dapat diartikan sebagai kemampuan melakukan sesuatu berdasarkan kekuatan, keahlian, sumber daya, atau otoritas. Alkitab mengajar bahwa kuasa orang Kristen berasal dari Allah melalui Roh Kudus. Allah adalah sumber tertinggi kekuasaan. Segala kuasa datangnya dari Dia dan tergantung pada-Nya "Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala. Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya" 1 Tawarikh 2911-12. Berbagai bagian Perjanjian Lama menceritakan bahwa Allah memberi kuasa-Nya kepada mereka yang lemah "Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya" Yesaya 4029. Mazmur 6835 mengajar bahwa Alalh memberi kuasa kepada umat-Nya "Allah adalah dahsyat dari dalam tempat kudus-Nya; Allah Israel, Dia mengaruniakan kekuasaan dan kekuatan kepada umat-Nya. Terpujilah Allah!" Seringkali kita membaca bahwa Allah memberi kuasa-Nya kepada para raja 1 Samuel 210 dan para nabi "Tetapi aku ini penuh dengan kekuatan, dengan Roh TUHAN, dengan keadilan dan keperkasaan, untuk memberitakan kepada Yakub pelanggarannya dan kepada Israel dosanya" Mikha 38. Kuasa tak terbatas Allah tercurah dalam kehidupan umat-Nya dalam berbagai aspek dalam Alkitab. Alkitab mengajar bahwa injil sendiri ialah kuasa Allah bagi keselamatan "Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani" Roma 116; baca juga 1 Korintus 118. Kuasa seorang Kristen — kemampuannya melakukan sesuatu yang berarti – berasal dari Roh Kudus. Ketika Yesus naik ke surga, Ia memerintah supaya murid-Nya menanti kuasa yang mereka butuhkan "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi" Kisah 18. Tanpa Roh Kudus, para murid akan hanya berjalan di tempat, seberapapun mereka berbakat, bersemangat, atau antusias terhadap pengabaran injil. Kuasa dari Allah bagi orang Kristen menguatkan batin mereka "Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu" Efesus 316. Kita tidak berkecil hati, karena, meskipun "manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari" 2 Korintus 416. Kuasa Allah bagi orang Kristen memampukan mereka menjadi pelayan injil "Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya" Efesus 37. Kuasa orang Kristen bukan milik dirinya secara pribadi. Setelah Allah menggunakan Petrus sebagai sarana menyembuhkan pengemis yang lumpuh, rasul itu menjelaskan kepada saksinya bahwa orang itu tidak disembuhkan oleh kuasa Petrus sendiri, melainkan melalui iman di dalam nama Yesus Kristus "Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri? Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus... Dan karena kepercayaan dalam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua" Kisah 312-16. Kuasa orang Kristen dari Allah memampukannya menahan penderitaan dan penganiayaan "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah" 2 Timotius 17-8. Kuasa orang Kristen disempurnakan dalam kelemahan "Tetapi jawab Tuhan kepadaku 'Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.' Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku" 2 Korintus 129. Seorang Kristen mendapatkan kekuatan melalui doa "Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya" Yakobus 516. Allah menguatkan orang Kristen untuk melayani, untuk berbicara dalam nama-Nya dengan keyakinan akan kehadiran-Nya yang selalu menyertai "Yesus mendekati mereka dan berkata 'Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" Matius 2818-20. Efesus 320 mengajar bahwa kuasa Allah melampaui pengertian kita. Kuasa ilahi sedang bekerja di dalam orang Kristen supaya kita dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita minta atau yang kita bayangkan. Efesus 119-20 mengajar bahwa kuasa-Nya bagi kita yang percaya tiada bandingnya. Selebihnya, kuasa yang Allah berikan pada orang percaya tidak lain dari kuasa yang membangkitkan Yesus Kristus dari kematian dan menempatkan-Nya di kedudukan surgawi. Orang percaya mempunyai banyak alasan untuk bersukacita. Alkitab mengajar bahwa kuasa Kristus telah melengkapi kita guna hidup secara kudus dalam dunia berdosa ini "Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib" 2 Petrus 13. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apa yang diajarkan Alkitab tentang kuasa yang dimiliki orang Kristen?